Angka Stunting Baubau Masih Sama sesuai Sasaran Nasional
Angka sasaran Nasional Stunting sama sesuai RPJMN 2019-2024 ialah optimal 14% dan angka stunting Kota Baubau sekarang masih jauh di bawah angka nasional, maknanya masih sama sesuai sasaran nasional.
Begitu disebutkan Kadis Kesehatan Kota Baubau dr Lukman, Sp.PD dalam info persnya Jumat (25/2024).
Menurut dr Lukman, poin khusus dalam penentuan persentase stunting sesuatu wilayah ialah prosentase keseluruhan balita (0-59 bln) yang diskrining. saat sebelum bulan juni 2024 angka stunting naik-turun diangka Plus minus 8%, dengan keseluruhan balita yang diukur ialah kurang dari 75%, tetapi di Juni 2024 capai angka 9%. Pada bulan Juni dilaksanakan Interferensi Serempak Pengurangan Stunting (ISPS) di mana keseluruhan balita yang diukur sampai 95,65%. Dalam kata lain angka stunting naik karena angka balita yang diskrining/diukur alami peningkatan yang krusial. Sejauh ini banyak target balita yang tidak ke terskrining karena tidak ke Posyandu.
Diutarakan, angka balita stunting yang terlihat pada data ialah hasil pengukur berdasar lawatan balita (0-59 bulan) di Posyandu dengan tanda Tinggi Tubuh/Panjang Tubuh pada usia. Pada umumnya banyak faktor yang memengaruhi peningkatan berat tubuh balita dan tambahan tinggi/panjang tubuh Balita, satu diantaranya bergantung pada keadaan saat pengukur dilaksanakan, contohnya ada atau tidaknya penyakit yang dialami waktu itu, penyelewengan pengukur, contohnya bayi pada keadaan menangis/tidak nyaman/berontak hasilnya akan lain dengan bayi pada kondisi tenang.
Karena itu keadaan hasil pengukur bayi akan bervariatif, dan nyaris di semua pengukur dan penentuan balita stunting data kumulasinya tentu naik-turun.
Hasil SKI 2023 memperlihatkan tren angka stunting yang condong naik nyaris di semua Indonesia, baik di tingkat Propinsi, atau kab/Kota. Angka nasional cuma turun 0,1% dari 21,6% (SSGI, 2022) ke 21,5% (SKI, 2023), khusus untuk Propinsi Sultra angka stunting alami peningkatan dari 27,7% (SSGI, 2022) menjadi 30% (SKI, 2023) Ringkas cuma 6 kab/kota dari 17 kab/kota yang alami pengurangan angka stunting yakni Kab. Muna, Muna Barat, Konawe, Konawe Kepulauan, Bombana dan Buton tengah. Kota Baubau sendiri alami peningkatan dari 26% (SSGI, 2022) menjadi 29,7% (SKI, 2023). Pemicunya satu diantaranya ialah angka inflasi kota Baubau yang lumayan tinggi yang mengakibatkan daya membeli warga turun berpengaruh pada berkurangnya akses pemenuhan nutrisi keluarga terutama dari keluarga miskin yang beberapa masuk pada keluarga berefek stunting.